Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani
Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani
Insya Allah saya akan menulis beberapa nasehat dari Sulthan Aulia Syaikh Abdul Qadir al-Jailani yang ditulisnya dalam kitabnya yang berjudul Futhuhul Ghaib, kita akan bersafari mencari kesejatian diri dalam mencari kesempurnaan hakiki dan belajar menjadi dan mengerti sifat-sifat azali.
Ajaran Pertama
Fikirkan tiga hal ini, dan lakukan dengan syari’at. Karena jalan pertama dalam sebuah jalan kesucian adalah syari’at, tidak akan pernah ada makrifat tanpa syari’at yang sempurna. Jangan sampai ketiga hal ini ditinggalkan dan diabaikan karena anggapan kesempurnaan pehaman tentang ketuhanan.
Ajaran Kedua
Jangan pernah merubah jalan kenabian, dan ikutilah dengan keikhlasan. Patuhlah akan perintah Allah dan RasulNya, jangan sekali-kali berbuat kerusakan dan mendurhakaiNya. Jangan pernah meragukan kebenaran Allah, karena Allah adalah Zat yang Maha Suci dan tidak memiliki kekurangan sedikitpun. Bertauhidlah, jangan pernah menyekutukanNya. Tingkatkan rasa pesaudaraan, dan jangan pernah memelihara benih permusuhan, dengki, iri hati dan jauhi diri dari noda dan dosa. Sabar dan mohonlah segala apa yang dibutuhkan hanya kepad Allah. Dan hiasi diri dengan keta’atan yang paripurna. Jaga taubat dengan zikir siang dan malam. Insya Allah kebahagiaan abadi beserta para Nabi tidak jauh dari ujung mata, dan kekekalan tidak akan pergi dari kita.
Ajaran Ketiga
Mintalah sesuatau hanya pada Zat yang mampu memberikan apapun. Zat yang menyembuhakan jika kita sakit, Zat yang mencukupkan rizki saat kita kekurangan. Jadikan Allah tempat utama dalam meminta bantuan dan jangan pernah menjadikan Allah tempat terakhir, ketika semua tempat telah tertutup lalu kita memohon kepada Allah.
Tanamkanlah tauhid sejati dalam diri anda, karena sesungguhnya dalam dunia ini yang ada hanya gerak dan diam Allah semata. Tidak ada pelaku dan penggerak, kecuali Allah semata. Tidak ada kebaikan dan keburukan, tidak ada kerugian dan keuntungan, tidak ada faidah dan tidak ada pula anugerah, tidak terbuka dan tertutup, tidak hidup dan mati, tidak ada kaya dan papa, melainkan semuanya ada di tangan Tuhan.
Seorang hamba tidaklah lebih dari seorang bayi kecil, yang tidak mampu melakukan apapun tanpa bantuan dari ibunya atau seperti orang mati yang tidak mampu lagi melakukan pekerjaannya tanpa bantuan orang lain atau seperti bangkai berjalan.
Ketika kita dapat merealisasikan hal tersebut, kita dapat menjadi bayi kecil atau orang mati, maka kita akan merasakan kebesaran Allah dimanapun kita berada. Jika kita melihat sesuatu, yang kita lihat hanyalah kebesaran Allah, jika kita mendengar suara maka kita yang dengar adalah Suara Allah. kita akan diberikan pengetahuan dari Allah langsung dan akan diberikan anugerah, kedekatanya kepada Allah membuatnya dimuliakan Allah. Bersamayam selalu di dalam Allah, selalu bersama Allah, dan terbukalah tabir yang menghalangi rahasia-rahasia Allah Yang Maha Agung. Ia hanya mendengar dan menuruti perintah yang Maha Tinggi, dan hanya Menyembah pada Yang Maha Agung.
Ajaran Keempat
Matikan dirimu dari makhluk, ketika kamu telah mati dari makhluk, maka akan dikatakan padamu : “semoga Allah melimpahkan rahmatNya kepada kamu”. Kemudian Allah akan mematikan nafsu badaniyyahmu. Apabila kamu telah mati dari nafsu badaniyyah, maka akan dikatakan padamu : “Semoga Allah melimpahkan rahmatNya kepada kamu”. Lalu Allah akan mematikan kamu dari kehendak-kehendak dan nafsu, kemudian akan dikatakan kepadamu :“Semoga Allah akan melimpahkan RahmatNya kepadamu”. Kemudian Allah akan menghidupkan kamu di dalam suatu kehidupan yang baru.
Kehidupan yang akan diberikan kepadamu adalah kehidupan tanpa kematian. Kamu akan dikayakan dan tidak pernah miskin lagi. Kamu akan menjadi orang yang luar biasa, dan memiliki ketinggian martabat dan kepribadian yang mandiri.
Kamu akan menjadi ahli waris dari para Nabi dan Rasul, dan kamu akan menjadi titik akhir sebuah kewalian,. Melaluimu segala kesulitan akan terselesaikan, melalui shalatmu segala tanaman dapat tumbuh dan hujan turun dan malapetaka dapat dihindarkan dari manusia. Boleh dikatakan kamu adalah pelindung segala manusia.
Orang-orang dari jauh
Ajaran Kelima
Firman Allah :”Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah kami berikan kepada golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia sebagai cobaan untuknya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal”.( QS. Thaha : 131)
Palingkan wajahmu dari kebusukan dunia, racun-racun dunia adalah kehancuran dan
Dunia adalah tempatnya dosa dan kebusukan seperti bau kotoran, maka jauhkan dirimu dari kotoran tersebut dan palingkan wajahmu semua.
Ajaran Keenam
Hindarkan diri dari ramainya hiruk pikuk dunia dengan mengerjakan perintah Allah, dari nafsu menuju perintah, dari kehendak menuju perbuatanNya agar kit apantas menerima ilmu Allah. Putuskan segala hubungan yang akan mengakibatkan engkau jauh dari Allah dan fikiranmu bercabang dan memikirkan sesuatu selain Allah.
Tanda bahwa kau telah putus dari nafsu adalah ketika engkau membuang segala usaha dan upaya untuk mencapai kepentingan duniawi atau keuntungan dan menghidar dari bahaya. Janganlah bergerak, jangan bergantung, jangan melindungi dan menolong dirimu sendiri dengan dirimu sendiri, gantungkan kesemuanya itu hanya kepada Allah.
Tanda bahwa kau telah menghindarkan dirimu dari kehendakmu dengan perbuatan Allah adalah ketika engkau tidak lagi mempunyai kebutuhan-kebutuhanmu, tidak lagi mempunyai tujuan apa-apa dan tidak lagi mempunyai kebutuhan selain kepada Allah semata-mata. Kamu hanya berhubungan dengan Sang Khalik dan terputus dari seluruh makhluk. Badanmu pasif, hatimu tenang, pikiranmu luas, mukamu berseri dan jiwamu bertambah subur.
Kosongkanlah dirimu dari segala perilaku kemanusiaan dan dari keadaan tidak menerima suatu kehendak selain kehendak dari Allah. Masuklah ke dalam golongan orang-orang yang telah luluh hatinya dan telah hilang nafsu-nafsu kebinatangannya.
Sebenarnya ini adalah keadaan fana’. Menenggelamkan diri dalam kebesaran Allah, dan kita harus menghilangkan nafsu dan kebinatangan diri. Jika kita telah fana, maka telinga kita adalah pendengarn Allah, mata kita adalah penglihatan Allah, dan seluruh gerak kita adalah perbuatan Allah semata. Kita hanya sebuah wayang dan dalangnya adalah Allah semata.
Ajaran Ketujuh
Keluarlah dari dirimu sendiri dan serahkanlah segalanya kepada Allah. Penuhkan hatimu hanya untuk Allah dan jauhkan dirimu dari laranganNya. Selalu berada dalam keta’atan dan jauhi larangan agar nafsu badaniyyah yang telah keluar tidak masuk lagi dan menghinakan diri. Perang terhadap nafsu harus selalu dikobarkan setiap waktu, kita harus berperang terhadap nafsu tersebut setiap saat. Karena sesungguhnya Syirik itu bukan hanya menduakan Allah, tapi memiliki kehendak, berkebutuhan dan bercita-cita itu adalah bagian dari syirik.
Syirik bukan hanya menyembah berhala, tetapi termasuk juga di dalamnya menuruti hawa nafsu dan menyekutukan apa saja yang ada di dunia dan akhirat dengan Allah, karena apa selain dari Allah bukanlah Tuhan, maka apabila kamu tumpukan hatimu pada selain Allah itu juga berarti syirik. Maka janganlah kamu menyekutukan Allah baik secara khafi apalagi syirik jali. Kelebihan yang ada padamu adalah semata-mata karunia Allah semata. Jangan pernah menyombongkan apaliagi membanggakan karunia Allah kepadamu. Selalu berwaspada, atas bencana dan ajakan dari hawa nafsu yang selalu membawa akan kesesatan dan kekafiran.
Syukuri apa yang telah diberikan Allah kepadamu, jaga hal tersebut dengan memperbanyak ibadah sunnah dan perbanyak istighfar.
Ajaran Kedelapan
Jangan pernah meminta naik dalam suatu hal dalam hal derajat kesufian apalagi turun dari derajat tersebut. Apabila kamu berada di depan pintu sebuah istana yang megah, jangan pernah memasuki istanan tersebut sebelum mendapat izin dari pemillik istana, sabarlah menunggu hingga pemilik istana tersebut mengizinkan kita untuk memasuki istana tersebut. Karen
Ajaran Kesembilan
Perbuatan Allah yang mulia dan agung akan tampak pada aulia dan abdal di dalam pandangan dan pengalaman kerohanian. Itu berada di luar jangkauan akal dan fikiran manusia. Penampakan (Manifestasi) itu dibagi dalam dua jenis : (1) Jalal, kebesaran dan keagungan Jalal ini menimbulkan kehebatan yang luar biasa dan mempengaruhi hati sedemikian rupa, sehingga tandanya tampak pada badan ang kasar. Diceritakan bahwa Rasulullah dalam keadaan shalat, maka terdengarlah oelh orang yang didekatnya suara air mendidih dari hati beliau, karena hebatnya dan gentarnya hati beliau ketika menghadap Allah SWT.
(2) Jamal, keindahan. Sifat Jamal ini akan tampak denagn hati yang gembira, tenang, sentosa, dan selamat, ia akan mengucapkan kata-kata yang yang penuh kasih mesra, dan akan tampak tanda-tanda yang mengembirakan dan karunia-karunia yang besar, kedudukan yang tinggi dan kedekatan padaNya.
Inilah karunia Allah yang diberikan kepada mereka di dunia ini.
Ajaran Kesepuluh
Sesungguhnya peperangan ini adalah antara dirimu dan Allah, dirimu yang penuh dengan kejahatan da hawa nafsu berperang dengan Zat yang Maha Tinggi yaitu Allah. Jika sudah berada pada jalan Allah maka jangan pernah kembali kepada jalan nafsu yang hina. Jika kau berada pada jalan yang haq maka musuh sejatimu adalah dirimu sendiri.
Oleh karena itu, segala penghambaan adalah melawan dirimu sendiri dan hawa nafsumu. Allah berfirman “Janganlah kamu mengikuti hawa nafsumu, karena tidak ada yang melawanKu dan kerajaanKu melainkan hawa nafsu manusia”.
Bersabarlah, sampai saat Allah yang menjalankan segala perkara tersebut, jika kamu yang berbuat maka kamu yang
Patuhlah, dan ambillah urusan dunia seperlunya saja, dan bersihkan dirimu dari hawa nafsu serakah dunia, kerjakan perintah Allah dan biasakan melakukan ibadah sunnah sepanjang waktu. Dan tunggulah perintah bathin datang padamu dan laksanakan dalam gerak dan diam, karena orang yang sudah khatam pendiriannya adalah orang yang menunggu datangnya perintah bathiniyah dan melaksanakannya semaksimal mungkin. Tenggelamkan dirimu dalam lautan fana’, agar kau dapat mencapai peringat abdal, sebuah peringkat yang akan dimiliki oleh orang yang telah betul-betul dalam keadaan tauhid. Suatu keadaan yang dimiliki oleh orang-orag yang memiliki cahaya kerohanian, yaitu orang-orang yang berilmu dan memiliki kebijaksanaan yang tinggi, ketua dari seluruh ketua.
0 comments:
Post a Comment